Senin, 30 Juni 2014

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ARBOVIROSIS

Slide ini disampaikan oleh Subdit Arbovirois Direktorat PPBB Dirjen PPPL Kemenkes pada Pertemuan Evaluasi Arbovirosis 2013 Kab/Kota se-Jawa Barat bulan Mei 2014:
 

Kamis, 26 Juni 2014

KOMPILASI PUBLIKASI ILMIAH MALARIA INDONESIA

Kompilasi Publikasi Ilmiah Malaria di Indonesia terdiri atas dua kelompok artikel yaitu : kajian studi malaria (2 artikel) dan aplikasi ilmu pemetaan dan pemodelan malaria (2 artikel). Dua artikel pertama merangkum sejarah dan kajian malaria di bumi pertiwi sejak tahun 1900-an sampai dengan 2011. Peta distribusi 20 vektor malaria di Indonesia, deskripsi perilaku dan kerentanan nyamuk terhadap insektisida juga diulas. Dua artikel yang terakhir fokus kepada aplikasi teknik kartografi malaria untuk menduga besaran endemisitas Plasmodium falciparum dan P. vivax beserta perkiraan jumlah populasi yang tinggal di wilayah beresiko malaria.
Publikasi ilmiahnya masih dalam bahasa inggris ya ...

BUKU FAUNA ANOPHELES

Health Advocacy bekerjasama Loka litbang P2B2 Ciamis Badan Litbang Kemenkes menerbitkan buku Fauna Anopheles yang berisi mengenai berbagai informasi mengenai nyamuk Anopheles, peranan dan faunanya sebagai vektor penyakit di beberapa berbagai tempat di Indonesia. 


Rabu, 25 Juni 2014

INSEKTISIDA : CYNOFF 50EC

Salah satu insektisida yang sering digunakan dalam fogging adalah Cynoff 50EC (Emulsiafable Concentrate) dengan bahan aktif Cypermethrin 50mg/liter golongan Sintetik Piretroid. Larut dalam air dan minyak. Dosis Aplikasi 150 - 300ml / ha  per 10 lt solar. Berikut spesifikasi teknisnya :



MODUL PENGENDALIAN DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan daerah terjangkit semakin meluas bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).Sampai saat ini vaksin dan obat virus DBD belum ditemukan, sehingga salah satu strategi utama dan paling effektif untuk pengendalian penyakit DBD adalah dengan cara melakukan upaya preventif dengan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD, tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan kasus. Penerapan strategi tersebut memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan ketrampilan memadai melalui pelatihan di setiap jenjang administrasi.
Untuk keperluan pelatihan telah disusun modul Pelatihan Progaram yang terdiri dari 10 materi sebagai satu kesatuan pembelajaran, yaitu :
A. Materi Dasar : Kebijakan Pengendalian DBD
B. Materi Inti
    1. Epidemiologi DBD
    2. Surveilans kasus DBD
    3. Surveilans dan Pengendalian Vektor DBD
    4. Tatalaksana Kasus DBD
    5. Penyelidikan Epidemiologi, Penanggulangan Fokus, dan Penanggulangan KLB DBD
    6. Pengoperasian Alat dan Bahan Pengendalian Vektor DBD
    7. Perencanaan dan Supervisi Pengendalian DBD
    8. Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian DBD
C. Materi Penunjang
    1. Membangun Komitmen Belajar
    2. Rencana Tindak Lanjut
Modul ini merupakan revisi dan penyempurnaan dari buku modul yang telah dicetak pada tahun 2007, dan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pengelola program DBD di provinsi maupun kabupaten/kota dalam upaya pengendalian DBD.


Buku Pedoman Pengendalian Chikungunya

Salah satu penyakit menular yang perlu menjadi perhatian Adalah Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta Penyebarannya semakin luas dan cenderung menimbulkan KLB, namun belum Pernah dilaporkan adanya kematian karena penyakit ini.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Indonesia pertama kali dilaporkan Pada tahun 1973 di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan Jakarta. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dilaporkan KLB Chikungunya dibeberapa Provinsi. KLB Sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan serta lebih sering terjadi di daerah sub urban.
Demam Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus seperti halnya vektor penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Banyaknya Tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian Demam Chikungunya. Oleh karena itu penanggulangan vektor penyakit Demam Chikungunya sama dengan upaya pengendalian vektor DBD yaitu PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) baik secara fisik (3M Plus), kimiawi (temephos) maupun biologis (ikan pemakan jentik, Bacillus thuringiensis).

Bakteri Pembunuh Larva (Bacillus Thuringiensis)

Pengendalian vektor khususnya larva secara biologis sekarang bisa menggunakan Bacillus thuringiensis, salah satu yang dijual dipasaran adalah Bactivec :